
Suatu ketika seorang pedagang ingin menemui Tang. “Toko saya buka besok. Tolong tuliskan sebuah sajak indah untuk dipasang di depan toko saya,” pedagang itu memohon padanya.
Inilah sajak yang ditulis Tang Bohu: “Pemasukan mengalir bagai air, bisnis tumbuh subur bagai rerumputan di musim semi.”
Tak urung, saat sajak itu dipasang di depan toko sang pedagang, banyak orang yang lewat memuji betapa indahnya sajak tersebut. Kaligrafinya indah, pesan yang disampaikan mengena, dan kata-katanya sangat halus dan puitis.
Toko pedagang tersebut pun kemudian dipenuhi para pembeli hingga berjubel.
Mengetahui sajak tersebut mampu menarik banyak untung bagi dirinya, sang pedagang pun kembali mendatangi Tang Bohu. Seperti sebelumnya, ia mengharapkan sebuah sajak dengan daya tarik yang mampu membuat lebih banyak orang datang berbondong-bondong ke tokonya.
Untuk kali ini, sang pedagang meminta sebuah sajak dengan kata-kata yang lebih indah dan mengundang banyak orang datang. Inilah yang dituliskan Tang Bohu untuk si pedagang, “Pelanggan seperti sekumpulan nyamuk di musim panas yang datang dan pergi melewati pintu. Kepingan uang bergemerincing seperti serangga di musim dingin yang menyerang bagai gelombang saat malam hari.”
Si pedagang kembali memasang sajak indah tadi di depan pintu masuk tokonya. Namun, apa daya, ternyata sungguh di luar dugaan. Banyak orang justru merasa tersinggung karena disamakan dengan serangga dan kepingan uang logam.
Hikmah yang bisa dipetik:
Sebaik apapun kemampuan sales, iklan dan marketing yang kita miliki, jika tidak diimbangi dengan kualitas produk yang memuaskan, hasilnya tidak akan semaksimal yang diharapkan. Semuanya harus berjalan beriringan dan seimbang.
0 komentar:
Posting Komentar